BLOGING, BISNIS, KESEHATAN, KECANTIKAN, PELAJARAN, TEKNIK PROGAMMING, PELAJARAN, LAINNYA

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) yang dipimpin oleh Mr. Dr. Christian Robert Steven Soumokil (mantan jaksa agung NIT) merupakan sebuah gerakan sparatisme yang bertujuan bukan hanya ingin memisahkan diri dari NIT melainkan untuk membentuk Negara sendiri terpisah dari RIS. Soumokil awalnya sudah terlibat dalam pemberontakan Andi Aziz akan tetapi dia dapat melarikan diri ke Maluku. Soumokil juga dapat memindahkan pasukan KNIL dan pasukan Baret Hijau dari Makasar ke Ambon. 

Pemberontakan Republik Maluku Selatan


Pemberontakan Westerling, Andi Aziz, Soumokil memiliki kesamaan yaitu ketidakpuasan mereka terhadap proses kembalinya RIS ke Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Pemberontakan yang ada menggunakan unsur KNIL yang merasa bahwa status mereka tidak pasti setelah KMB. 

Keberhasilan APRIS mengatasi keadaan membuat para pemuda semakin bersemangat untuk kembali ke NKRI. Akan tetapi terjadi banyak terror dan intimidasi kepada para pemuda terlebih setelah teror dibantu oleh anggota polisi yang telah dibantu KNIL bagian dari Korp Speciale Troepen yang dibentuk oleh Kapten Raymond Westerling di Batujajar dekat Bandung. Teror tersebut bahkan menyebabkan terjadinya pembunuhan. Benih sparatisme muncul dari para birokrat pemerintah daerah yang memprovokasi seperti dengan penggabungan wilayah Ambon ke NKRI mengandung bahaya sehingga seluruh rakyat Ambon diingatkan akan bahaya tersebut.
Pada 20 April 1950, diajukan mosi tidak percaya dalam parlemen NIT sehingga kabinet NIT meletakkan jabatannya dan akhirnya NIT dibubarkan dan bergabung ke dalam wilayah NKRI. Kegagalan pemberontakan Andi Aziz, menyebabkan berakhirlah pula Negara Indonesia Timur. Tetapi Soumokil tidak pantang menyerah untuk melepaskan Maluku Tengah dari wilayah NKRI. Bahkan dalam rapat di Ambon dengan pemuka KNIL dan Ir. Manusama, ia mengusulkan agar daerah Maluku Selatan dijadikan sebagai daerah merdeka. Jika perlu seluruh anggota Dewan Maluku Selatan dibunuh. Usul tersebut ditolak, karena anggota mengusulkan agar yang melakukan proklamasi kemerdekaan Maluku Selatan adalah Kepala Daerah Maluku Selatan, yaitu J. Manuhutu.
Sebelum diproklamasikannya “RMS” terlebih dahulu telah dilakukan propaganda pemisahan diri dari NKRI yang dilakukan oleh gubernur Sembilan Serangkai yang beranggotakan KNIL dan Partai Timur Besar. Sementara menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil menghimpun kekuatan di lingkungan Maluku Tengah. Sementara itu, orang-orang yang menyatakan dukungannya terhadap NKRI diancam dan dipenjarakan. Akhirnya pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan Republik Maluku Selatan (RMS)oleh Mr. Dr. Ch. R.S. Soumokil.
Pemerintah berusaha mengatasi masalah ini secara damai yaitu dengan mengirimkan misi damai yang dipimpin oleh tokoh asli Maluku, yaitu dr. Leimena. Namun misi ini ditolak oleh Soumokil. Misi damai yang dikirim selanjutnya terdiri dari para politikus, pendeta, dokter, wartawan pun tidak dapat bertemu dengan pengikut Soumokil.
Karena upaya damai mengalami jalan buntu maka pemerintah melakukan operasi militer untuk menumpas gerakan RMS yaitu Gerakan Operasi Militer (GOM)III yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang, Panglima Tentara dan Teritorium Indonesia Timur. Operasi berlangsung dari tanggal 14 Juli 1950, berhasil menguasai pos-pos penting di Pulau Buru, 19 Juli 1950 pasukan APRIS berhasil menguasai Pulau Seram. Pada tanggal 28 September 1950 Ambon bagian utara berhasil dikuasai. 3 November 1950 benteng Nieuw Victoria berhasil dikuasai. Dengan jatuhnya Ambon maka perlawanan RMS dapat dipatahkan dan sisa-sisa kekuatan RMS banyak yang melarikan diri ke Pulau Seram dan dalam beberapa tahun membuat serangkaian kekacauan.


  • Tokoh-tokoh dalam peristiwa:


  1. Dr.Soumokil (Dalang dari pemberontakan Andi Aziz)
  2. Dr. J. Leimena
  3. Soumokil
  4. Kolonel Alex Kawilarang (Pemimpin pasukan yang dikirim oleh Pemerintahan Indonesia)
  5. Mayor Achmad Wiranatakusumah (Pemimpin pasukan APRIS di Ambon dalam Gelombang pertama)
  6. Letkol Slamet Riyadi (Pemimpin pasukan APRIS di Ambon dalam Gelombang kedua)
  7. Mayor Suryo Subandrio (Pemimpin pasukan APRIS di Ambon dalam Gelombang ketiga)
  8. Latar belakang penyebab peristiwa:
  9. Soumokil tidak menyetujui terbentuknya NKRI dan penggabungan daerah-daerah NIT dalam wilayah RI. Dia ingin memisahkan diri dari NIT melainkan untuk membentuk Negara sendiri terpisah dari RIS.


  • Akhir dalam peristiwa:

Dalam operasi penumpasan di Ambon, Letkol Slamet Riyadi gugur ketika bertempur merebut banteng New Victoria. Akhirnya, Dr. Soumokil tertangkap pada tanggal 12 Desember 1963 dan gerakan RMS dapat dihancurkan.







Tag : IPS
5 Komentar untuk "Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)"

Ane pernah diTES ini nih waktu SMSTR5 Bagian IPS and its Over, Ini artikelnya buatan Sendiri gan?

Cocok nih buat tugas mata pelajaran sejarah. hehe
makasih gan :)

nah ini yang saya cari cari buat nyelesain tugas makalah saya . makasih gan artikelnya :D

Makasih gan buat informasinya, bermanfaat nih..

Back To Top